Jangan Remehkan Kertas


Image source: here

Kertas adalah bahan tipis yang memiliki banyak kegunaan, mulai dari menulis, membungkus barang, hingga dijadikan sarana melampiaskan emosi (dirobek-robek, diinjak-injak, dibakar, digunakan untuk menimpuk dan sebagainya). Kertas identik dengan tulisan, karena memang tujuan diciptakan kertas untuk itu, bukan? Kertas kini telah bertransformasi menjadi digital, dengan berkembangnya teknologi. Banyak buku-buku yang awalnya dicetak di atas kertas, kini sudah menjadi digital. Kehadiran e-book dan semacamnya menjadi bukti bahwa pergeseran zaman membawa konsekuensi tersendiri bagi suatu benda.

Gua berkutat dengan kertas setiap harinya di kantor, karena pekerjaan gua membutuhkan kertas untuk mencetak laporan. Kertasnya bermacam-macam, mulai dari ukuran A4, legal, hingga NCR (non carbon required). Masing-masing memiliki fungsi, dan gua membaginya dengan adil, meskipun tidak dipungkiri penggunaan kertas A4 mendominasi pekerjaan gua (berarti tidak adil, ya?).

Hari ini gua mengalami kejadian sepele namun masih terasa sampai detik gua menulis postingan blog ini. Kejadiannya begini: gua mencetak laporan yang dibutuhkan bos dengan kertas NCR sebanyak... well... berlembar-lembar lah pokoknya. Karena kertas NCR tersebut memiliki pinggiran bolong-bolong (agar dapat dimasukkan ke printer dot matrix, sebuah printer yang khusus didesain untuk kertas semacam ini, dan bunyinya saat nge-print itu lho... polusi suara banget), jadi setelah berhasil tercetak, gua pun memiliki tugas khusus: merobek pinggiran yang bolong itu. Pilihannya adalah: gua sendiri yang ngerobek atau minta orang lain ngerobekin, atau bahkan minta bos untuk ngerobekin. Merasa opsi pertama jauh lebih mudah dan manusiawi, gua pun dengan santai merobek pinggiran kertas yang bolong-bolong itu.

Satu robekan... dua robekan... dan tanpa sadar saat melipat kertas itu untuk dirobek, jari telunjuk kanan gw teriris oleh pinggiran kertas. Sensasinya langsung kerasa! Darah pun keluar. Hebat. Seumur-umur gua kerja, belom pernah yang namanya ngalamin berdarah akibat kertas. Ini kertas lho, bukan pisau atau golok. Sumpah, sampai detik ini lukanya belom tertutup sempurna, meski udah diobatin. Gua hanya berharap besok lukanya sudah hilang, karena jari gua ini termasuk aset penting untuk pekerjaan gua, yang membutuhkan banyak aktivitas mengetik melalui keyboard komputer.

Jadi kertas telah membuat gua tersakiti hari ini. Itulah makanya, jangan remehkan kertas. Gua selalu menganggap kertas itu benda polos nan suci, namun saat ini mindset gua berubah: di balik kepolosan dan keringkihannya, ternyata keras menyimpan sengat mengerikan. Sama saja seperti seseorang yang mungkin selama ini kita kenal sebagai orang yang polos, cupu, pendiem, anti sosial dan semacamnya... beware guys, someday you'll see another side of them. Bisa saja ternyata dia seorang yang emosinal, tajam lidahnya, atau pendendam. Jangan sampe lah ya menemukan sosok seperti ini. Tapi namanya karakter seseorang, siapa yang dapat mengenalnya secara baik selain diri dia sendiri dan Allah.

Baca juga: Penampilan Mempengaruhi Penilaian Seseorang

Berhati-hatilah pada sesuatu yang terlihat ringkih dari luar. Don't judge a book from it's cover. Klise tapi ada benarnya juga.

Sekian.

-Bray-


Note: Lagu "Garden" milik Totally Enormous Extinct Dinosaurs mengiringi penulisan kali ini. Simple but nice song.


Image source: here

No comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger.